Kata siapa Stockholm tidak macet? Faktanya, kemacetan semacam Jakarta padat merayap—juga terjadi di negaranya petenis Björn Borg ini. Terutama saat jam-jam pulang kantor. Kemacetan ini bisa saya temui di beberapa titik di wilayah yang didominasi gedung perkantoran dan komersial, seperti mal atau centrum.
Namun, seandainya Stockholm adalah Jakarta, jika terjebak macet di dalam kendaraan umum seperti bis, saya bisa langsung memutuskan untuk turun dan berjalan kaki jika tempat yang dituju sudah ‘cukup dekat’. Pastilah keputusan itu karena didera rasa bosan. Tetapi, apa daya saya hanya bisa tetap duduk di dalam bis, menunggu bis berhenti di halte selanjutnya. Mengapa? Karena Stockholm sangat ketat dengan aturan menaikkan-menurunkan penumpang. Semua supir bis harus menurunkan di halte.
Dengan kata lain, tidak akan ada pemandangan seperti di Jakarta, bis-bis menurunkan dan menaikkan penumpang di sembarang tempat. Atau, saya sebagai pengguna jasa dapat menghentikan bis dimana saja.
Have a great day 🙂
Enjoy aja
likalikulangkahkakiku 